Senin, 06 Oktober 2014

Hubungan kekayaan dengan kebahagiaan


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9UnCtsD2N4J383R6CMC0FQtGbrXrMNgWtPj_edutJQ2Zel35ZenW94tPXdHZvQR5_9lPMfKjceWdHrkMoB6KGidzxzEyKFE8s24rpCfXn2u8k3TYiW58WEDIhNB6_-WWqzCvOPQ6-aWyu/s1600/Foto+Wanita+Cantik+Kaya+Raya+Cerita+Motivasi+Kerja+Keras+Kisah+Teladan.jpg

Kaya tidak ada hubungannya dengan Bahagia

Sama seperti statement yang sering saya dengar yaitu “Gpp gendut yang penting happy”. Saya tidak tahu dengan Anda, tetapi buat saya gendut tidak ada hubungannya dengan happy. Why? Karena yang langsing juga bisa happy koq. And happiness tidak ekslusif milik siapapun. Semua orang bisa happy.
Balik ke judul artikel ini, “Kaya tidak ada hubungannya dengan Bahagia”. Bagi banyak orang, or mostly yang merasa dirinya tidak/belum kaya, bahwa kalau nanti mereka kaya, maka mereka akan hidup bahagia. I tell you, ketika Anda menjadi ‘lebih’ kaya, most of your life wont change much. Memang Anda akan menjadi punya pilihan bisa makan di warung dan makan di restoran mewah (kalau sebelumnya tidak bisa). Atau Anda tidak harus memikirkan membayar hutang lagi. Tetapi untuk urusan bahagia, mungkin rasa bahagia akan muncul di seminggu pertama. Setelah itu feeling itu akan menurun secara perlahan.
Ingat-ingat kembali ketika Anda baru pertama membeli motor, atau mobil? Kayaknya Anda menjadi orang yang paling berbahagia di dunia, tetapi setelah waktu berjalan, mobil masih Anda miliki kan? Apakah perasaan Anda tetap seperti ketika baru pertama kali mendapatkan mobil tersebut? Engga kan? Sama juga ketika Anda berharap akan menjadi bahagia ketika nanti lebih kaya. Kenyataannya adalah, rasa bahagia terkait dengan kekayaan itu akan menghilang secara bertahap dan lama-lama perasaan Anda akan menjadi biasa lagi.
Saya bertanya ke diri saya pagi ini, kalau kaya tidak ada hubungannya dengan bahagia, so kenapa saya bekerja begitu keras? I try to find the answer and inilah yang muncul di pikiran saya, “saya sudah bahagia sekarang, berkecukupan, keluarga lengkap and alasan terbaik kenapa saya bekerja keras adalah karena saya ingin tahu seberapa maksimal hidup ini bisa saya capai sebagai seorang uide kahiyade. I enjoy every step of the process. But the main thing is I already happy with my life”.
Pertanyaannya adalah apakah tujuan Anda bekerja keras? Apakah masih untuk mencari kebahagiaan? Karena menurut pengalaman saya, kalau bekerja keras demi kebahagiaan, maka bahagia itu tidak akan pernah datang (or at least tidak akan bertahan lama) karena kebahagiaan adalah urusan mindset. What do you think?:)


source by: denny santoso